Kamis, 10 Juni 2010

borobudur

SEJARAH, LETAK, DAN ARTI CANDI BOROBUDUR



A. SEJARAH CANDI BOROBUDUR

Sejak dibangun pada abad ke-8, sejarah Borobudur timbul tenggelam. Setelah selesai dibangun, Borobudur menjadi pusat penelitian dan pengembangan agama Budha. Seluruh rangkaian relief Borobudur berisi ajaran-ajaran agama budha. Pada jaman itu Borobudur menjadi pusat perhatian dan dipuja sebagai bangunan suci.

Namun itu tidak lama. Bersamaan dengan surutnya agama budha. Borobudur ditinggal para pemeluknya. Setelah dinasti Cailendra lenyap , Borobudur tak ada kabar beritanya. Berabad – abad Borobudur tertutup kegelapan . tidak ada tulisan atau berita mengenai Borobudur.

Pusat kerajaan Jawa berpindah ke Jawa Timur. Apakah sebab perpindahan pemerintahan itu bel;um diketahui. Apakah juga rakyat di Jawa Tengah ikut pindah semua/ mungkin ada wabah penyakit atau serangan musuh. Mungkin pula karena bencana Gunung berpai yang luar biasa terpaksalah penduduk berpindah ke daerah baru dan dipilihnya Jawa Timur. Sejak ditinggalakan para penduduk disitu, Borobudur tak terurus. Bekas abu letusan gunung berapi menyelimuti Borobudur. Kemudian rumput dan pohon-pohon kecil ulai tumbuh. Pada akhirnya Borobudur menjadi gundukan batu yang tertutup semak belukar. Menjadi tempat angker , orang-orang takut untuk mendekat.

Pada abad ke-17, dalam buku babad tanah jawi- ada disebut-sebut nama Borobudur. Pernah juga seorang dari kerajaan Yogyakarta pada abad itu berkunjung ke Bukit seribu area”. Yang dimaksud dengan bukit seribu area pastilah Borobudur. Namun pangeran kemudian meninggal dunia setelah hanya beberapa hari dari kunjungan itu. Sesudah itu tak ada lagi berita mengenai Borobudur.

Pada abad ke-19muncul berita mengenai Borobudur. Saat inggris menguasai Jawa, Gubernur jendral inggris Sir Thomas Stamford Raffles menerima laporan tentang keberadaan candi besar. Candi itu tertutup semak belukar. Kemudian Raffles mengutus perwiranya bernama H.C Cornelius untuk mengunjungi candi besar itu, yang ternyata adalah Borobudur.

Pemerintah Belanda yang berkuasa mulai tertarik, namun tidak semua orang bermaksud baik. Diantara ahli-ahli Belanda , banyak yang menaruh perhaian besar akan Candi Borobudur. Mereka meyayangkan keadan candi yang tidak terawat dan rusak. Mereke mengusulkan kepada pemerintah belanda untuk memperbaikinya. Unsaha menyelamatkan Borobudur dari keruntuhan dimulai. Bukan hanya sekali.

Pada tahun 1907 sampai 1911 Borobudur direstorasi secara besar-besaran. Pimpinan restorasi adalah Ir.Th.Van Erp. Ia seorang insinyur yang berbakat. Baiaya yang sangat besar telah tersedia. Borobudur yang hampir runtuh , dibongkar satu per satu. Kemudian batu-batu yang tercecer di kumpulkan. Rangkaian demi rangkaian yang terpisah dicari dan disatukan.

Pada tahun 1960 pemerintah indonesia berupaya mencegah keruntuhan Borobudur. Persiapan pemugaran Borobudur dimulai. Tahun 1963 pemugaran Borobudur dilaksanakan. Namun sayangnya baru berjalan beberpa saat, terjadi pergolakan politik. Sehingga menyebabkan pemugaran terhenti. Pemberontakan G 30 S/PKI menunda pemugaran tersebut.

Pada tahun 1973 masyarakat dunia dibawah naungan UNESCO bekerja sama menyelamatkan Borobudur. Usaha-usaha itu meliputi :
1. Membongkar batu-batu candi, mencatanya,membersihkanya dengan bahan-bahan kimia. Maksudnya agar batu-baatu itu awet dan bebas parasit tumbuhana seperti lumut.
2. Mencari batu-batu yang hilang dan memasangkan pada rangkaianya. Memperbaiki yang rsak, retak, pecah dengan perekat. Kemudiana semua batu-batu itu dipasang kembali ke tempat semula.
3. Membuat penelitian untuk kepentingan ilmu purbakala
4. Mengawetkan batu-batu dengan bahan kimia dan memasanglapisan timah di dasar lantai candi. Lapisan timah itu untuk mencegah perembesan iar agar tanah tidak amblas ke bawah. Di sudut-sudut candi diberi pembuangan air hujan ke luar candi.

Pemugaran kali ini hampir sempurna. Kita berharap candi Borobudur dapat bertahan 1000 tahun lagi atau lebih. Kita berharap generasi yang akan datang masih dapat menikmati kemegahan Borobudur. Borobudur sekarang milik dunia. Milik kebudayaan umat manusia sedunia. Untuk itu perlu di jaga dan dirawat bersama-sama.


B. LETAK CANDI BOROBUDUR

Borobudur berada didaerah yang dikenal dengan nama Kedu Selatan. Tapatnya berada di Kecamatan Borobudur , Kabupaten Magelang, 95 Km dari Semarang, atau 42 Km dari Yogyakarta.

Borobudur dibangun diatas bukit kecil yang diratakan. Dikelilingi bukit dan gunung-gunung besar. Gunung-gunung besar itu adalah Merapi dan Merbabu disebelah timur, Gunung Sumbing di sebelah barat. Di sebelah selatan dibatas pegunungan Menoreh yang membujur dari barat ke timur . disebelah utara ada gunung kecil bernama Tidar. Andong sebagai rangkaian merapi dan merbabu.

Tak jauh dari Borobudur mengalir sungai progo dan Elo. Kedua sungai itu bertemu menjadi satu. Pada pertemuan kedua sungai itu, tidak seberapa jauh berdiri candi Mendut dan Candi Pawon. Borobudur – Mendut – Pawon , ketiganya merupakan rangkaian yang tak terpisahkan. Ketiganya menjadi kesatuan dalam kepercayaan dan upacara agama budha. Dahulu ketiga candi itu dihubungkan dengan jalan yang diatur rapi. Sekaranag jalan itu sudah lenyap. Yang ada sekrang adlah jln ry beraspal untuk kendaran bermotor.

Daerah sekitar Borobudur adalah kampung dan sawah yang subur.

Penamaan Borobudur sebagai candi, sebenarnya tidak tepat kata candi berasal dari kata candika, adalah nama lain dari Dewi Durga. Borobudur adalah bentuk stupa.

Stupa adalah bentuk bangunan suci pada agama budha. Sedangkan candi adalah bangunan suci pada agama hindu. Candi mempunyai ruangan-ruangan didalamnya, stupa tidak ada ruangannya. Pada Borobudur tidak terdapat sebuah ruangan. Oleh karena Borobudur yang bertingkat-tingkat, dapat pula disebut sebagai punden berundak. Punden adalah tempat pemujaan penduduk asli setempat atau orang jawa pada zaman dahulu. Atau nama yang tepat untuk Borobudur adalah Stupa di atas Punden Berundak.


C. NAMA BOROBUDUR DAN KAPAN DIDIRIKAN

Pada umumnya sebuah candi dinamakan sesuai tempat candi berada. Akan tetapi tidak semu nama demikian. Borobudur adalah salah satu nama yang bukan saja menjadi nama tempat itu.

Banyak buku – buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur akan tetapi kapan Candi Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga ) menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9 dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.
Kesimpulan tersebut di atas itu ternyata sesuai benar dengan dengan kerangka sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah jawa tengah pada khususnya periode antara abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9 di terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra kejayaan ini di tandai di bangunnya sejumlah besar candi yang di lereng – lereng gunung kebanyakan berdiri khas bangunan hindu sedangkan yang bertebaran di dataran – dataran adaaalah khas bangunan Budha tapi ada juga sebagian khas Hindu
Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh wangsa Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena karena usaha untuk menjungjung tinggi dan mengagungkan agama Budha Mahayana.

D. ARTI BOROBUDUR

Candi Borobudur, disamping sebagai lambang tertinggi bagi Agama Buddha Mahayana, stupa Borubudur juga merupakan replika dari kosmologi atau alam semesta, sesuai filsafat Mahayana. Stupa Borubudur Borubudur terdiri dari tiga-dhatu (dhatu disini berarti alam atau loka, Tri-loka berarati Tiga Alam) yaitu : Kama-dhatu, Rupa-dhatu, dan Arupa Dhatu.

Bangunan Borubudur terdiri dari 10 tingkat yang berarti menunjukkan 10 tingkat kemajuan spiritual Bodhisattva atau Dasabhumi. Dasabhumi merupakan doktrin Mahayana. Pada dinding candi menjelaskan arti dari teks atau kitab suci Lalitavistara, Gandavyuha, Catakamala, dan Maha-Karmavibhangga.

Secara keseluruhan candi itu merupakan refleksi keagamaan dari isi kitab suci, doktrin, dan filsafat serta tradisi agama Buddha Mahayana yang meyakinkan dan menakjubkan sebagaimana diajarkan di Universitas Nalanda diIndia.

Candi Borobudur adalah bangunan suci Mahayana, Candinya merupakan dunia archais, dunia kuno, namun tetap hidup; mengungkapkan dunia masa silam tetapi masih hadir ke hadapan kita dalam format tertentu, mengandung makna spiritual yang begitu dalam.

Bangunan candi Borubudur bila dilihat dari atas bagaikan bunga teratai. Bunga teratai melambangkan kesucian dan tumbuhnya sebanyak 7 tangkai bersamaan waktu dengan saat Sidharta baru lahir kemudian langsung berjalan 7 langkah diatas bunga teratai yang baru tumbuh itu.

Relief yang menjelaskan kitab suci dalam candi merupakan bagian dari Sembilan Dharma dalam Agama Buddha Mahayana; Sembilan Dharma yaitu :
(1) Astasahasrika-Prajnaparamita,
(2) Gandavyuha,
(3) Dasabhumisvara,
(4) Samadhi-raga,
(5) Lankavatara,
(6) Saddharma-Pundarika,
(7) Tathagata-guhyaka,
(8) Lalitavistara,
(9)Suvarna-Prabhasa.

Jatakamala

Dalam teks Jatakamala dan Awadana menjelaskan arti tentang perbuatan-perbuatan bijak yang telah diperbuat oleh Siddharta Gautama (sebelum menjadi Bodhisattva dan Buddha) pada masa kehidupan lampau. Dalam teks ini beliau seringkali menjelma sebagai kelinci, berang-berang, serigala, kera dan kura-kura. Perbuatan-perbuatan baik ini diharapkan dapat menjadi contoh atau suri teladan bagi manusia, jangan berbuat sewenang-wenang (tentang Kota Puruka), tentang kesetiaan (cerita Kinara-Kinari) tentang pengorbanan, tentang persembahan korban.

Maha-Karmavibhangga

Penjelasan teks ini berupa relief-relief pada bagaian kaki candi Borobudur yang tertimbun. Maha-Karmavibhangga menjelaskan tentang hukum sebab dan akibat dari perbuatan karma. Pelaku kejahatan akan menerima hukumannya di Neraka dan pelaku kebaikan akan menerima pahala di Nirwana. Neraka yang disebutkan di dalam kitab suci ini adalah Sanjiva dan Kalasutra, Sanghata dan Raurawa, Maharaurawa, dan Tapana, PratapanadanAwici.

Lalita-vistara

Banyak versi tentang cerita dalam Lalita-vistara. Lalita-vistara menceritakan kehidupan masa lampau sekian kalpa yang lalu, tentang kelahiran Sidharta Gautama, menjadi Bodhisattva dan mencapai ke-Buddha-an, Buddha Gautama, memberikan khotbahnya yang pertama di Taman Rusa dekat Benares yang dikenal dengan Pemutaran Roda Dharma (Dharmacakra PravartanaSutra).
Gandavyuha

Gandavyuha menceritakan seorang anak saudagar kaya raya yang bernama Sudhana. Sudhana telah mengembara ke sana ke sini untuk berguru guna mendapatkan pengetahuan tertinggi mengenai arti kehidupan. Sudhana telah bertemu dengan Bodhisattva Manjusri dan Maitreya.

Tiga-Dhatu (Triloka) dan Dasabhumi

Tingkat Kamadhatu : J.W. Ijzerman, tahun 1885, secara kebetulan telah menemukan di bawah tembok batu bagian ini dari kaki bengunah yang asli Candi Borobudur. Menggambarkan adegan-adegan dari Maha-Karmavibhangga yang melukiskan tentang hukum sebab-akibat. Kamadhatu adalah sama dengan 'alam-bawah' tempat manusia biasa, melambangkan kehidupan yang masih diliputi oleh hawa nafsu angkara murka yang menguasai diri manusia, dalam arti belum memperoleh petunjuk keheningan. Dalam Dasabhumi pada tingkatan Pramudita, Vimala, Prabhakari.

Tingkat Rupadhatu : Di Candi Borobudur pada tingkat bangunan mulai dari tingkat 2 sampai dengan tingkat 6. Tingkat ini merupakan tingkat antara dari alam Manusia ke alam Buddha. Di candi Borobudur, pada tingkat ini berisi relief-relief yang menggambarkan cerita-cerita dari naskah Sansekerta : Gandavyuha, Lalita-Vistara, Jatakamala, dan Awadana. Rupadhatu melambangkan tingkat di mana manusia mulai sadar diri, dan berusaha mengendalikan hawa nafsu durjana untuk menumpas kedurhakaan, dalam Dasabhumi pada tingkatan Arcismati, Sudurjaya, Abhimukhi, Durangama.

Tingkat Arupadhatu : merupakan alam non-materi murni, melambangkan manusia yang telah sampai pada makna hakiki itu, dan telah mawas diri menguasai alam Spiritual, dalam Dasabhumi pada tingkat Acala, Sadhumati, dan Dharmamegha. Di Candi Borobudur mulai dari tingkat 7, kita akan merasakan suatu suasana yang tenang dan tenteram, seakan-akan kita berada di alam samadi. Bodhisattva berada di tingkat Acala.

Panca Dhyani Buddha dan Mudra

Agama buddha Mahayana memberikan penghormatan dan pemujaan terhadap Buddha Sakyamuni, juga melakukan penghormatan dan pemujaan terhadap para Dhyani Buddha dan Para Bodhisattva.

Dhyani Buddha adalah para Buddha yang telah mencapai Samyak Sambodhi menurut waktu kosmik atau disebut juga Kosmik Buddha jauh sebelum Sakyamuni Buddha menurut sejarah. Mudra adalah suatu gerakan tangan yang mempunyai arti dan lambang.

Menurut Mahayana-Tantrayana ada Panca Dhyani Buddha yaitu :

1 Aksobhya Dhyani Buddha :
Dengan Bhumisparsa mudra yaitu telapak tangan kiri ke atas dan diatas pangkuan, telapak tangan kanan menelungkup di atas lutut kanan, menunjukkan bumi sebagai saksi.

2 Ratnasambhava Dhyani Buddha :
dengan Wara Mudra yaitu telapak tangan kiri terbuka ke atas pengkuan, telapak tangan kanan terbuka diatas lutut kanan, memberikan anugerah dan berkah.

3 Amitabha Dhyani Buddha :
dengan Dhyana mudra yaitu telapak tangan kanan diatas telapak tangan kiri di pangkuan bermeditasi

4 Amoghasidhi Dhyani Buddha :
dengan Abhaya Mudra yaitu telapak tangan kiri terbuka diatas pangkuan telapak tangan kanan diatas lutut kanan dengan jari-jari terbuka ke atas, ibu jari ke dalam, artinya jangan takut.

5 Wairocana Dhyani Buddha :
dengan Witarka mudra yaitu telapak tangan kiri terbuka diatas pangkuan, telapak tangan kanan diatas lutut kanan, tiga jari : tengah, manis, dan kelingking ke atas, ibu jari dan jari telunjuk membentuk lingkaran, artinya telah menguasai tiga loka (triloka)


















































BAB III
BENTUK BANGUNAN DAN PETUNJUK
NAIK CANDI BOROBUDUR




A. BENTUK BANGUNAN DAN MAKNANYA

Borobudur dil\kelilingi halaman yang cukup luas dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : kaki candi, badan candi, dan puncak candi. Kaki Borobudur yang asli tidak kelihatan. Kaki itu ditutup kaki tambahan dari batu sebanyak 11.600 M3. Oleh sebab itu relief pada kaki candi ini tertutup. Mengapa kaki candi yang asli ini ditutup, sampai sekarang belum diketahui sebab-sebabnya.

Relief kaki candi ini namnya karyawibangga. Sebanyak 160 buah bingkai relief menggambarkan hokum sebab akibat. Di bagian sudut tenggara ada beberapa bingkai karmawibangga yang sengaja dibuka setelah pemugaran. Diatas satu relief itu ada tulisan jawa kuno berbunyi –wirupa- artinya si buruk rupa bagian kaki candid an halaman tambahan sebagai lantai pertama itu dinamakan kamadhatu. Arti filosofi kamadhatu itu adalah alamkehidupan yang masih dikuasai oleh nafsu rendah. Manuasia belum dapatmelepaskan dari nafsu jahat dan buruk.

Bagian cdalam candi Borobudur berupa lorong-lorong mengelilingi candi. Lorong candi dibatasi oleh pagar langkan. Di atas pagar langkan terdapat relung-relung yang berisi patung budha. Semuanya ada 4 lorong. Diknan kiri lorong terpahat pada dinding candi dan pagar langkan. Adalah relief yang indahsekali. Relief itu menghiasi seluruh dinding candid an pagar langkan. Keaadaan sekarang, beberapa bagian sudah runtuh. Terutama yang ada pada dinding pagar langkan . yang ada pada dinding candi masih utuh dan berupa rangkaian cerita.

Bagian badan candi itu dinamakan rupadhatu. Artinya bagian kehidupan manusia yang sudah meninggalkan nafsu rendah dan jahat. Manusia sudah menggunakan keinginan luhur, namun tetap dengan sifat kemanusiaan.

Relief pada kanan-kiri lorong bagian rupadhatu adalah, lalitawistara, jataka, awadana , dan bandawyuha semua cerita relief itu diambil dari naskah sansekerta. Selain , lalitawistara yang merupakan riwayat sidaharta ghautama. Relief-relief itu berisi ajaran-ajaran agama budha. Kisah-kisah penitisan budha pada masa lalu dan yang akan dating.

Puncak candi Borobudur merupakan rangkaian stupa-stuoa denga stupa besar ditengah sebagai puncak. Bagain puncak ini dinamakan arupadhatu. Artinya bagaian kehidupan yang sudah meninggalkan sifat keduniaan. Alam disini alam batin atau alam spiritual. Tak ada lagi terdapat relief atau hiasan pada dinding dan bagian stupa. Pada bagian arupadhatu terdapat tingkat peralihan. Bentuknya dataran yang luas sebagai bujur sangkar. Dinding berikut sebagai badan puncak candi, bentuknya bulat. Bentuk lingkaran ini mempunyai tak bermula tak berakhir.

Stupa-stupa kecil sebanyakj 72, terbagi dalam tiga tingkatan. Tingkatan pertama 32 buah kemudian diatasnya 24 dan yang terakhir 16 buah stupa. Stupa-stupa itu mengelilingi stupa induk yang besar sebagai pusat dan puncak. Stupa-stupa yang kecil itu berlubagng, dengan dua bentuk yakni belah ketupat dan empat p[ersegi. Apa arti bentuk lubang stupa itu, belum diketahui secara pasti.

Adapun stupa puncak Borobudur telah beberapa kali mengalami perbahan dan perbaikan. Beberpa kali puncak itu di sambar petir setelah dip[ugar oleh Van Erp. Puncak itu bentuknya sangat sempurna. Puncaknya berbentuk payung sebanyak 3 susun. Namun demikian dibongkar atau runtuh. Agama budha adalah kepercayaan akan reinkarnasi atau penitisankembali agar seseorang bebas dari meniitis kembali, harus mempelajari :empat kebenaran utama atau catur arya satyani yaitu :
1. Hidup itu merupakan penderitaan
2. Penderitaan disebabkan oleh nafsu dan keinginan
3. Penderitaan itu dapat dilenyapkan.
4. Cara melenyapkan penderitaan harus menjalani delapan jalan utama atau hasta arya marga.
Budha cahyamuni disebut juga dengan nama budha gauthama. Sebelum budha menjelma sebagai cahyamuni telah beberapa kali turun ke dunia pada penjelmaan itu berupa binatang. Kumpulan cerita penjelmaan budha sebagai binatang dinamakan jataka. Dan terkumpul dalam kitab jatakamala. Dikarang oleh cerita aryacura. Penjelmaan cakyamuni ada 3, yakni Kraccucanda, karakamuni, kacyapa.

Cakyamuni adalah budha keempat didunia. Setelah cakyamuni masih aka nada budha lagi yang turun ke dunia. Budha yang akan datang bernama maktereya. Sedang budha terakhir adalah samanthabadra.

Sepeninggalan budha cakyamuni, agama terbudha terpecah dalam beberapa aliran. Yang membangun Borobudur adalah aliran nmahayana. Namun kini Borobudur dipakai untuk upacara semua aliran agama budha. Upacara terbesar adalah waisak. Hari raya waisak menjadi hari libur nasional, seperti hari-hari yang lain dari agama-agama di Indonesia.

B. PETUNJUK NAIK CANDI BOROBUDUR DAN ARTI SIKAP MUDRA

Borobudur menghadap ke 4 arah, arah pintu masuk adalah arah timur, setelah naik tangga pertama, langkah selanjutnya adalah ke arah kiri, langkah ini dinamakan Pradaksina. Sedang langkah ke arah kanan yang berlawanan namanya Prasawija.Pada setiap lorong-lorong di candi Borobudur, dihubungkan dengan tangga naik, tangga naik itu ada 4 buah, sesuai mata angin, namun untuk naik ke tingkat yang berikutnya harus dimulai lagi dari arah timur.


Pada dinding-dinding Borobudur berpahat relief-relief merupakan rangkaian cerita yang melukiskan dalam satu bingkai (panel) untuk satu adegan. Sebanyak 1460 bingkai terukir pada bagian Khamadhatu tertutup kaki tambahan.Pada dinding badan candi tingkat pertama, relief bagian atas adalah cerita Lalitawistara, jumlahnya 120 bingkai. Rangkaian relief ini masih utuh dan dapat di baca artinyaDi atas pagar langkan terdapat relung-relung berisi patung Budha. Berjumlah 432 buah.

Di atas pagar langkah tingkat pertama sejumlah 92, namanya Manushi Budha. Patung manusia Budha itu dibagi 4 arah Yang menghadap ke:
Timur itu namanya Kanakamuni
Selatan namanya Kacyapa
Barat namanya Cakyamuni
Utara namanya Maitreya

Patung Budha didalam relung di atas pagar langka tingkat selanjutnya disebut Dyani Budha, ada 5 Dyani Budha. Masing-masing menguasai 4 mata angin dan zenith atau pusat, kelima :

1. Aksobya menguasai arah timur.
2. Ratnashambawa menguasai arah selatan.
3. Amithaba menguasai arah barat.
4. Amogasidha menguasai arah utara.
5. Wairicana menguasai pusat.

Selain menguasai mata angin tertentu, setiap Dyani Budha mempunyai sikap tangan yang berbeda. Sikap tangan atau Mudra, menunjukan kedudukan para Budha itu. Sikap mudra sesuai dengan arah mata angin, yaitu :

a. Aksobhya dengan sikap Bhumispara mudra
b. Ratnasambhawa dengan sikap warna mudra
c. Amithaba dengan sikap Dyana mudra
d. Amoghasidha dengan sikap abaya mudra
e. Wairocana dengan sikap witarka mudra.

Ciri lain dari patung Budha ialah duduk bersila memakai jubah dengan bagian bahu kanan terbuka. Pakaiannya berlipat-lipat, lipatan itu tampk pada bagian kaki. Rambut digelung di atas kepala dan dinamakan Ushisha. Rambutnya tampak keriting dan melingkar ke kanan. Diantara alis mata ada tanda Urna.
504 patung Budha di Borobudur tidak utuh lagi. Banyak yang sudah hilang, rusak bagian tangannya dan banyak pula yang hilang kepalanya.
































BAB IV


A. CANDI PAWON


Candi Pawon terletak 1,5 km ke arah barat dari Candi Mendut dan ke arah timur dari Candi Borobudur, juga merupakan sebuah candi Budha. Saat diteliti secara lengkap pada reliefnya, ternyata merupakan permulaan relief Candi Borobudur.
Banyak orang mengira Candi Pawon merupakan sebuah makam, namun setelah diteliti ternyata merupakan tempat untuk menyimpan senjata Raja Indera yang bernama Vajranala. Candi ini terbuat dari batu gunung berapi. Ditinjau dari seni bangunannya merupakan gabungan seni bangunan Hindu Jawa kuno dan India. Candi Pawon terletak tepat di sumbu garis yang menghubungkan Candi Borobudur dan Candi Mendut.
Kemungkinan candi ini dibangun untuk kubera. Candi ini berada di atas teras dan tangga yang agak lebar. Semua bagian-bagiannya dihiasi dengan stupa (dagoba) dan dinding-dinding luarnya dengan gambar-gambar simbolis.

















B. CANDI MENDUT

Candi Mendut terletak 3 km ke arah timur dari Candi Borobudur, merupakan candi Budha yang dibangun tahun 824 Masehi oleh Raja Indera dari wangsa Syailendra. Di dalam Candi Mendut terdapat 3 (tiga) patung besar.
1. Cakyamuni yang sedang duduk bersila dengan posisi tangan memutar roda dharma.
2. Awalokiteswara sebagai Bodhi Satwa membantu umat manusia
Awalokiteswara merupakan patung amitabha yang berada di atas mahkotanya, Vajrapani. Ia sedang memegang bunga teratai merah yang diletakkan di atas telapak tangan.
Maitreya sebagai penyelamat manusia di masa depan
Ada cerita untuk anak-anak pada dinding-dindingnya. Candi ini sering dipergunakan untuk merayakan upacara Waisak setiap Mei pada malam bulan purnama dan dikunjungi para peziarah dari Indonesia maupun manca negara.
Candi ini lebih tua dari Candi Borobudur. Arsitekturnya persegi empat dan mempunyai pintu masuk di atas tangganya. Atapnya juga persegi empat dan bertingkat-tingkat, ada stupa di atasnya.















BAB V
PENUTUP


A. KESIMPULAN

Candi Borobudur merupakan taman budaya bangsa Indonesia. Candi Borobudur dibangun pada tahun 800 m/ 8 abad pada masa pemerinthan raja samara tungga.

Candi Borobudur terletak di desa Borobudur kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Jawa tengah. Candi Borobudur dikelilingi oleh gunung-gunung antara lain disebelah timur gunung merapi, dan gunung merbabu, disebelah bart laut terdpat gunung sumbing dan gunung sindoro, disebelah selatan terdapat pegunungan perbukitan menorah.

Candi Borobudur diresmikan oleh Suharto pada tanggal 23 Maret 1983

B. SARAN
Dari uraian diatas penyusun memberikan saran sebagai berikut :
1. Candi Borobudur perlu dikenalkan lebih luas ke masyarakat sebagai salah satu obyek wisata sekaligus budaya sejarah bangsa Indonesia
2. Keberadaan Candi Borobudur harus dijaga karena selain sebagai tempat wisata disini juga sebagai penambah ilmu pengetahuan sejarah budaya Indonesia.










DAFTAR PUSTAKA

Rajasa,Alat,2007.Candi Borobudur, Pawon, Mendut.Kupu
Soekmono.R,1975.Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia.Yogyakarta;Komisi
Umam,Khotibul,Dkk.2009.Laporan Karya Wisata Purwa Hamba Indah.SMP Negeri 1 Warureja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.